Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts Today

Kelas Online Marak, Revolusi Digital Perguruan Tinggi AS?

Written By Unknown on 17 September 2013 | 00.55








detikTV - detikinet


Senin, 16/09/2013 19:47 WIB




Meningkatnya jumlah perusahaan yang menuntut pegawai berkemampuan teknis membuka jalan bagi fenomena baru. Industri pendidikan online yang khusus menawarkan aneka ketrampilan praktis, kian berkembang. Akankah revolusi digital ini mengubah wajah pendidikan tinggi di Amerika Serikat?


Sponsored Link











Twitter Recommendation






00.55 | 0 komentar | Read More

Bima Arya: Waspadai 'Tuyul' Politik di Pilkada Kota Bogor




Senin, 16/09/2013 23:09 WIB







Jakarta - Calon Wali Kota Bogor nomor urut 2 Bima Arya mengimbau semua pihak untuk mewaspadai upaya kecurangan yang disinyalir dapat mengacaukan proses perhitungan suara yang tengah dilakukan KPU setempat.

"Jangan sampai tuyul-tuyul politik bebas bergentayangan di proses rekapitulasi. Jangan sampai mereka berhasil mengakses kotak suara," kata Bima dalam jumpa pers di Sekretariat Paguyuban Bogor, Senin (16/9/2013).

Dia meminta relawan timnya untuk terus mengawal ketat proses rekapitulasi suara di setiap jenjang dengan membawa data pembanding para saksi di masing-masing tempat pemilihan suara.

Bima juga menyatakan, hingga Senin sore belum mendapat penjelasan pasti alasan penundaan rapat pleno penghitungan suara di tingkat kelurahan. Tipisnya selisih suara berdasarkan hasil hitung cepat, kata Bima, tidak kuat menjadi alasan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bogor untuk menunda pleno dengan dalih jajaran PPS perlu lebih siap lagi.

Hasil perhitungan cepat (quick count) menempatkan pasangan nomor urut 2 Bima Arya-Usmar Hariman unggul dalam pilkada Kota Bogor, Jawa Barat.

Berdasarkan hasil akhir yang dirilis Charta Politika Indonesia dengan suara yang masuk 100%, Bima-Usmar yang diusung PAN, Demokrat, PKB, Gerindra, dan PBB mendulang sebanyak 35% suara. Saingan mereka, pasangan nomor 3 yaitu Achmad Ru'yat-Aim Halim Permana yang diusung PKS, PPP, dan Hanura sebanyak 33,1% suara.

Di posisi ketiga, pasangan nomor urut 4 Dody Rosadi-Untung Maryono dari PDIP, Golkar dan PKPI sebanyak 15,7% suara. Selebihnya, dua pasangan independen, yakni Syaiful Anwar-Muztahidin meraih 10,1% suara dan Firman Halim-Gartono 6,2% suara.

(ahy/spt)








Sponsored Link




00.36 | 0 komentar | Read More

Syaharani Pedulikan Distribusi Hasil Galang Dana


TEMPO.CO, Jakarta -Penyanyi jazz Syaharani menganggap banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengumpulkan dana bagi korban bencana alam. Salah satunya melalui konser musik. Namun Syaharani mengatakan yang paling penting dari semua kegiatan itu adalah keberlanjutan dan pendistribusian dari dana itu.


"Kalau mengadakan kegiatan sekali akan kekumpul berapa sih? Karena ke depannya yang dibutuhkan bukan hanya membiayai korban, diperlukan juga skill timsar, perbaikan sistem, distribusi, sistem audit," kata dia setelah mengisi acara Hope For Indonesia di Cafe Rollingstone, Jakarta Selatan, Ahad malam 15 September 2013. Hope for Indonesia merupakan acara mengumpulkan berbagai komunitas sosial media untuk menggalang dana bagi korban bencana alam di Aceh, Lombok, dan Ambon.


Syaharani mengatakan keberlanjutan acara dan distribusi dana menjadi bagian sangat penting karena banyak wilayah kondisinya lebih parah dan memerlukan tindakan pertolongan lebih cepat. Celakanya tempat itu tidak terjangkau karena keterbatasan akses.


"Kalau bisa sampai ke tempat yang duluan harus dibantu itu jelas akan lebih berharga. Karena ada daerah yang aksesnya sulit dijangkau bagi mereka untuk meminta pertolongan," kata Syaharani.


Beberapa daerah di Indonesia kembali tertimpa musibah bencana alam. Di antaranya gempa yang menimpa wilayah Lombok Utara pada bulan Juni dan gempa di Aceh Tengah pada awal bulan Juli lalu, dan juga banjir bandang di Ambon pada akhir bulan Juli 2013.


AISHA


00.35 | 0 komentar | Read More

Mourinho: Chelsea Sekarang Berbeda dari 2004

LONDON, KOMPAS.com - Pelatih Jose Mourinho, untuk kedua kalinya, direkrut Chelsea pada Juni 2013. Sebelumnya, Mourinho menangani The Blues pada 2004-2007.

Pada 2004-2005, Chelsea meraih gelar Premier League dan memenangi Piala Liga. Untuk musim ini, Chelsea baru mendulang tujuh poin dari empat laga perdana Premier League. Hasil itu adalah rekor awal musim terburuk Chelsea pada era Abramovich.

Mourinho pun meminta Roman Abramovich dan suporter untuk tidak mengharapkan dirinya membawa Chelsea meraih sukses seperti 2004 pada musim ini.

"TIdak, ini tak akan seperti 2004. (Pada musim 2004-2005) kami kalah dari Manchester City pada Oktober dan itu adalah satu-satunya kekalahan kami (musim itu). Namun, bukan itu poinnya. Kami bukannya tak terkalahkan. Tim ini berbeda (dibanding Chelsea pada 2004-2005)," ujar Mourinho.

"Saya datang ke sini untuk bekerja. Saya tak mengatakan bekerja dengan tenang karena saya adalah orang pertama yang tidak suka bekerja dengan tenang, tetapi saya bekerja dengan waktu, untuk mengembangkan pemain dan membuat mereka tampil sebaik mungkin."

"Kami harus efektif, dewasa, dan tidak naif. Itulah yang kami sedang lakukan. Kami harus membuat sepak bola indah yang kami mainkan membuahkan gol," tuturnya.

00.26 | 0 komentar | Read More

DPR Minta PNS Setor 5% Gaji Untuk Tabungan Perumahan

Jakarta - Saat ini DPR dan pemerintah tengah membahas soal Rancangan Undang-undang Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera). Pihak DPR meminta PNS menyetor 5% gaji setiap bulan untuk Tapera yang akan menjadi dana murah pembiayan kepemilikan rumah.

Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz mengatakan, pemerintah belum menyetujui soal setoran 5% dari gaji PNS ini. Pemerintah inginnya PNS hanya menyetor 2,5% dari gajinya untuk Tapera. Rencananya dari 5% itu, sebesar 2,5% murni disetor oleh PNS dan 2,5% disumbang oleh pemerintah, dan berarti ada anggaran tambahan untuk Tapera ini.

"Jadikan DPR minta pungutan itu lebih dari 2,5%, mintanya 5%-lah. Jadi 2,5% dari pekerja, 2,5% dari pemberi kerja. Nah pemberi kerja itu, kelompok perusahaan setuju sejauh itu dianggap sebagai cost dan ditujukan di pajak. Tinggal pemerintah, sebagai pemberi kerja untuk PNS. Ini yang belum tuntas, pemerintah masih menghitung biaya ini," tutur Djan di Istana Negara, Jakarta, Senin (16/9/2013).

Pemerintah khawatir, anggaran untuk setoran Tapera PNS yang ditanggung oleh negara akan makin besar dalam 20 tahun ke depan. Ini menurut Djan yang menjadi hal krusial pembahasan RUU Tapera dengan DPR.

Karena itu, pimpinan DPR membawa masalah ini kepada Presiden SBY agar bisa diselesaikan dan disahkan dengan segera. "Kalau Kemenpera ya ikut saja," imbuh Djan.

Djan mengatakan, dengan setoran 5% yang dibagi dua antara pekerja dan pemberi kerja ini, maka dalam 20 tahun, pemerintah bisa membangun 14 juta unit rumah susun yang akan berguna untuk para pekerja, baik swasta maupun PNS.

Pihak DPR, ujar Djan, menganggap setoran 5% dari gaji PNS sudah lebih kecil dibandingkan negara-negara lain. Di China, pekerja harus menyumbang 5% dan pemberi kerja 5%, atau jumlahnya 10%. Sementara di Malaysia 10% dari pekerja dan 16% dari pemberi pekerja. Di Singapura, pekerja menyumbang 20% dan pemberi kerja 16%.

"Kalau kita kenakan 10% misalnya dari pekerja, yang UMP Rp 2,2 juta berat, ini kendalanya. Tapi manfaatnya untuk pembangunan rumah. Kalau kita yang bangun rumah kan kita berani beli tanah mahal, jadi yang dekat dengan tempat kerja, industri, itu sasaran dan target kita," jelas Djan.

(dnl/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!


00.01 | 0 komentar | Read More
techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger