Memberikan bunga kepada seseorang yang disayangi pada hari kasih sayang atau hari Valentine menjadi tradisi unik turun-temurun. Tak heran jika pada tanggal 14 Februari merupakan saat-saat panen bagi para penjual bunga.
Tak hanya toko bunga konvensional yang diserbu pembeli. Toko bunga yang memajang gerainya di internet pun turut kebanjiran order. Misalkan saja pengalaman Agung Budi Priambodo yang menggawangi tokobungaonline.net.
Awalnya, Budi yang diserahi toko Bunga Hati Florist di sentra bunga terbesar se-Asia, Rawa Belong, merasa penjualannya tidak terlalu bagus jika hanya mengandalkan penjualan offline. Lantas, pemuda yang pernah mengenyam pendidikan IT tersebut meluncurkan situs tokobungaonline.net sejak empat tahun lalu.
Tak disangka, kini 90 persen penjualan Bunga Hati Florist berasal dari pesanan secara online. Sampai detik ini, tokobungaonline.net sudah punya sekitar 400 pelanggan tetap dari berbagai perusahaan.
Menurut Budi, pesanan bunga, terutama mawar, membengkak menjelang hari Valentine. Uniknya, "Berapa pun harga yang kami pasang, mawar selalu ludes," ujarnya. Tak heran jika menjelang hari Valentine, Budi menaikkan banderol harga bunga mawarnya sebanyak dua sampai tiga kali lipat.
Misalnya saja, paket buket 10 tangkai mawar jenis semi Holland dijualnya seharga Rp 300.000 per paket. Padahal, pada hari biasa harga paket tersebut hanya Rp 150.000 saja. Dari harga biasa tersebut, margin yang diraup Budi sudah mencapai 30 persen.
Untuk menarik pelanggan, dengan cerdik Budi membundel paket tersebut dengan bonus menarik, seperti cokelat Cadbury, mug, boneka, dan kartu ucapan. Selain itu, pelanggan yang memesan di bawah tanggal 10 Februari bakal dapat potongan langsung Rp 50.000 dan gratis biaya antar.
Dengan cara tersebut, tahun lalu Budi sukses menghantarkan 70 paket bunga mawar segar ke alamat pelanggannya tepat pada tanggal 14 Februari. Omset Budi kala itu mencapai Rp 60 juta dalam sehari. Tahun ini, Budi menargetkan paket bunganya laku sampai 150 buket.
Sama ceritanya dengan pemilik istanabunga.com, Susan Ellen. wanita 31 tahun ini sukses menjual bunga lewat internet sejak tiga tahun lalu. Menurutnya, menjelang hari Valentine, pihaknya menaikkan harga paket bunga mawarnya sampai tiga kali lipat.
"Itu karena harga jual bunga mawar per ikat juga ikut naik," ujarnya. Biasanya, satu ikat mawar Holland atau semi Holland yang belum dirangkai, isi 20 batang, dijual pemasok dengan harga Rp 30.000. Namun, menjelang Valentine, harga satu ikat mawar bisa Rp 90.000.
Walaupun begitu, Ellen tetap menangguk keuntungan lumayan besar. Tahun 2007, Ellen mendapat omset sampai Rp 50 juta. Padahal pada hari biasa, omset Ellen turun sepertiganya. "Tahun lalu gerai saya kebanjiran ratusan buket dari segmen perusahaan," ujarnya senang.
Tahun ini, Ellen bakal menjual aneka mawar mulai dari satu tangkai sampai 10 tangkai. Ellen menjualnya mulai dari mawar kuncup sampai mawar yang sudah mekar. "Itu saya lakukan agar segmen anak remaja juga bisa membeli hadiah kasih sayang dengan harga terjangkau," pungkasnya
Tak hanya toko bunga konvensional yang diserbu pembeli. Toko bunga yang memajang gerainya di internet pun turut kebanjiran order. Misalkan saja pengalaman Agung Budi Priambodo yang menggawangi tokobungaonline.net.
Awalnya, Budi yang diserahi toko Bunga Hati Florist di sentra bunga terbesar se-Asia, Rawa Belong, merasa penjualannya tidak terlalu bagus jika hanya mengandalkan penjualan offline. Lantas, pemuda yang pernah mengenyam pendidikan IT tersebut meluncurkan situs tokobungaonline.net sejak empat tahun lalu.
Tak disangka, kini 90 persen penjualan Bunga Hati Florist berasal dari pesanan secara online. Sampai detik ini, tokobungaonline.net sudah punya sekitar 400 pelanggan tetap dari berbagai perusahaan.
Menurut Budi, pesanan bunga, terutama mawar, membengkak menjelang hari Valentine. Uniknya, "Berapa pun harga yang kami pasang, mawar selalu ludes," ujarnya. Tak heran jika menjelang hari Valentine, Budi menaikkan banderol harga bunga mawarnya sebanyak dua sampai tiga kali lipat.
Misalnya saja, paket buket 10 tangkai mawar jenis semi Holland dijualnya seharga Rp 300.000 per paket. Padahal, pada hari biasa harga paket tersebut hanya Rp 150.000 saja. Dari harga biasa tersebut, margin yang diraup Budi sudah mencapai 30 persen.
Untuk menarik pelanggan, dengan cerdik Budi membundel paket tersebut dengan bonus menarik, seperti cokelat Cadbury, mug, boneka, dan kartu ucapan. Selain itu, pelanggan yang memesan di bawah tanggal 10 Februari bakal dapat potongan langsung Rp 50.000 dan gratis biaya antar.
Dengan cara tersebut, tahun lalu Budi sukses menghantarkan 70 paket bunga mawar segar ke alamat pelanggannya tepat pada tanggal 14 Februari. Omset Budi kala itu mencapai Rp 60 juta dalam sehari. Tahun ini, Budi menargetkan paket bunganya laku sampai 150 buket.
Sama ceritanya dengan pemilik istanabunga.com, Susan Ellen. wanita 31 tahun ini sukses menjual bunga lewat internet sejak tiga tahun lalu. Menurutnya, menjelang hari Valentine, pihaknya menaikkan harga paket bunga mawarnya sampai tiga kali lipat.
"Itu karena harga jual bunga mawar per ikat juga ikut naik," ujarnya. Biasanya, satu ikat mawar Holland atau semi Holland yang belum dirangkai, isi 20 batang, dijual pemasok dengan harga Rp 30.000. Namun, menjelang Valentine, harga satu ikat mawar bisa Rp 90.000.
Walaupun begitu, Ellen tetap menangguk keuntungan lumayan besar. Tahun 2007, Ellen mendapat omset sampai Rp 50 juta. Padahal pada hari biasa, omset Ellen turun sepertiganya. "Tahun lalu gerai saya kebanjiran ratusan buket dari segmen perusahaan," ujarnya senang.
Tahun ini, Ellen bakal menjual aneka mawar mulai dari satu tangkai sampai 10 tangkai. Ellen menjualnya mulai dari mawar kuncup sampai mawar yang sudah mekar. "Itu saya lakukan agar segmen anak remaja juga bisa membeli hadiah kasih sayang dengan harga terjangkau," pungkasnya
09.52 | 0
komentar | Read More