Menurut analis Deutsche Bank Verdhana Indonesia Raymond Kosasih dalam kajiannya menyatakan, kesepakatan tukar guling saham itu cukup menguntungkan kedua belah pihak.
"Bagi Telkom, ini meng-unlock value dari anak usahanya. Sedangkan bagi Tower Bersama selain valuasi bertambah, tenancy ratio dari Mitratel yang masih rendah berpotensi memberikan ruang pendapatan," ujarnya dalam keterangan, Senin (13/10/2014)
"Belum lagi dengan ada kepemilikan minoritas dari Telkom di Tower Bersama bisa mengamankan bisnis dengan Telkomsel yang selama ini dikenal sebagai operator paling konsisten dalam hal ekspansi," katanya dalam kajian tersebut.
Seperti diketahui, Telkom dan Tower Bersama menandatangani perjanjian yang akan menukar 100 persen sahamnya di Mitratel dengan 13,7% saham TBIG yang berasal dari penerbitan saham baru.
Kesepakatan ini akan dilaksanakan dalam dua tahap. Pada tahap pertama, Telkom akan menukarkan 49% kepemilikannya di Mitratel dengan 290 juta lembar saham baru TBIG. Tahap kedua, Telkom memiliki opsi untuk menukarkan 51% sisa kepemilikan Telkom di Mitratel dalam jangka waktu dua tahun dengan tambahan 472,5 juta saham baru TBIG.
Selain kepemilikan saham di TBIG, Telkom akan menerima tambahan pembayaran kas sampai maksimum sebesar Rp1,74 triliun, apabila Mitratel dapat mencapai persyaratan tertentu yang telah disetujui.Next
(rou/asj)