Selasa, 03/09/2013 00:17 WIB
Jakarta - Salah satu hambatan kerjasama antara Indonesia dan Kazakhstan karena tidak adanya penerbangan langsung di antara kedua negara. Karena itu, kedua negara bersepakat untuk membuka penerbangan langsung (direct flight) dari Indonesia ke Kazakhstan dan dari Kazakhtan ke Rusia.
Usul adanya penerbangan langsung di antara kedua negara ini disampaikan Presiden Kazakhstan Nursultan Nazarbayev saat melakukan jumpa pers bersama Presiden SBY di Istana Kepresidenan Ak-Orda, Astana, Senin (2/9/2013). Terhadap usulan ini, Presiden SBY menyetujui dan meminta hal ini ditindaklanjuti.
Menurut Presiden Nazarbayev, selama ini yang menjadi hambatan dalam kerjasama antara Indonesia dan Kazakhstan adalah rute logistik yang kurang baik. "Karena itu, perlu penjajakan penerbangan langsung dari Indonesia menuju Khazakhstan dan sebaliknya," kata Nazarbayev. Dibukanya penerbangan langsung antarkedua negara juga bertujuan untuk meningkatkan kerjasama di bidang wisata.
Presiden Nazarbayev juga terkesan dengan kerjasama budaya yang telah dilakukan kedua negara. Baik Indonesia maupun Kazakhstan sama-sama multietnis, sehingga kaya akan budaya. "Mulai pekan ini akan digelar Indonesia Cultural Days di Astana, sedangkan pekan depan akan digelar Kazakhstan Cultural Days di Jakarta," kata Nazarbayev.
"Saya menyambut baik usulan direct flight untuk meningkatkan kerjasama turisme kita. Ini juga akan meningkatkan kegiatan people to people di antara kedua negara," kata SBY menanggapi usulan Nazarbayev.
Pada jamuan makan malam yang digelar Presiden Nazarbayev Senin malam, Presiden SBY juga menyambut gembira telah diberlakukannya persetujuan bebas visa diplomatik dan dinas antara Indonesia dan Kazakhstan. Persetujuan ini mulai diberlakukan sejak 26 Januari 2013.
Sementara itu, data dari KBRI, pada tahun 2012 pemerintah Indonesia sudah melakukan berbagai upaya untuk memperkenalkan Indonesia kepada Kazakhstan. Antara lain KBRI pernah mengadakan fam trip ke Bali yang diikuti 3 orang travel operator, 1 orang dari Maskapai Penerbangan Air Astana, serta dua orang wartawan Damu Media Grup.
(asy/asy)