Para pengusaha pelayaran dan logistik, di bawah Indonesia National Shipowners Association (INSA) mengusulkan untuk mengurangi lamanya waktu tunggu bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok.
Wakil Ketua INSA Asmari Herry mengatakan dwelling time merupakan fenomena yang terjadi di Pelabuhan Tanjung Priok. Apalagi saat Lebaran, permintaan untuk bongkar muat barang dan pengeluaran sangat padat di pelabuhan terbesar di Indonesia tersebut.
"Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi ini adalah proses pemeriksaan barang di Bea Cukai harus dipercepat karena demand-nya tinggi," kata Asmari dalam sebuah diskusi "Mencari Siapa Capres yang Memiliki Visi Konkret dalam Industri Pelayaran dan Logistik" di Gedung Menara Karya Kawasan Rusana Said, Kuningan, Jakarta, Senin (31/03/2014).
Asmari mengatakan caranya bisa dilakukan dengan menambah dan meningkatkan profesionalisme pegawai Bea Cukai dan mengoptimalkan sistem kerja 24 jam selama 7 hari.
Selain itu, pihak Bea Cukai harus memberikan sanksi yang tegas jika para pengusaha importir/eksportir yang sengaja membiarkan kontainer mereka yang sudah selesai proses administrasi bongkar/muat, namun tidak segera diambil dari pelabuhan.
Cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan menambah pelabuhan skala besar selain Pelabuhan Tanjung Priok. Selain itu bisa juga memperbesar kapasitas daya tampung Pelabuhan Tanjung Priok dari saat ini.
"Memperbesar kapasitas Pelabuhan Priok atau dengan menambah daya tampung di luar Pelabuhan Priok," katanya.
Cara tersebut bisa terwujud apabila ada keseriusan dari semua pihak untuk saling berkoordinasi, menurutnya saat ini masih sangat sulit terjadi.
"Operator pelabuhan (Pelindo) dengan Bea Cukai dan pelaku usaha harus duduk bersama menyelesaikan soal dwelling time," cetusnya.
(wij/hen)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!