Dikutip dari AFP, Senin (20/1/2014), lira jatuh menjadi 2,2436/US$ dan 3,0419/euro, meskipun indeks saham di bursa Istanbul naik 0,25%.
Selain sentimen politis, kejatuhan mata uang ini juga terjadi karena bank sentral Turki besok akan melakukan rapat dewan gubernur untuk menentukan langkah kebijakan moneter. Meski, bank sentral telah menaikkan suku bunga acuan untuk mempertahankan nilai tukarnya.
Tahun lalu, bank sentral Turki jug sudah kehilangan cadangan devisa US$ 17,6 miliar untuk mendukung penguatan lira, namun ini belum cukup. Karena banyaknya tekanan ekonomi dari luar.
Krisis korupsi di Turki dimulai dari pengunduran diri 3 menteri, karena anak-anaknya tertuduh melakukan tindak korupsi. Pemerintah Turki menganggap meluasnya penyelidikan korupsi ini sebagai serangan politik kepada pemerintahan Erdogan yang sudah berkuasa 11 tahun.
Tiga menteri yang mengundurkan diri, Rabu lalu terkait skandal korupsi adalah Menteri Lingkungan Hidup Erdogan Bayraktar, Menteri Ekonomi Zafer Caglayan, dan Menteri Dalam Negeri Muammer Guler.
Para menteri ini tak terima anaknya ditangkap karena dituduh terlibat korupsi, yang juga melibatkan sejumlah kepala bank-bank BUMN, sejumlah birokrat, dan pengusaha kelas atas.
Kantor Jaksa di Istanbul telah melakukan investigasi selama 2 tahun dan menemukan dugaan adanya korupsi, termasuk pencucian uang, penyelundupan emas, hingga penyuapan yang melibatkan banyak pihak.
Erdogan sudah melakukan perombakan kabinetnya, namun tindakan ini gagal untuk mengembalikan kepercayaan investor terhadap ekonomi Turki.
Kalangan militer Turki tidak mau ikut campur dalam krisis yang telah terjadi saat ini. Situasi ini memang menyulitkan bagi perekonomian Turki. Belum lagi demonstrasi anti pemerintah juga mulai terjadi dan membuat saham-saham berjatuhan.
(dnl/hen)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!