Senin, 16/09/2013 23:09 WIB
Jakarta - Calon Wali Kota Bogor nomor urut 2 Bima Arya mengimbau semua pihak untuk mewaspadai upaya kecurangan yang disinyalir dapat mengacaukan proses perhitungan suara yang tengah dilakukan KPU setempat.
"Jangan sampai tuyul-tuyul politik bebas bergentayangan di proses rekapitulasi. Jangan sampai mereka berhasil mengakses kotak suara," kata Bima dalam jumpa pers di Sekretariat Paguyuban Bogor, Senin (16/9/2013).
Dia meminta relawan timnya untuk terus mengawal ketat proses rekapitulasi suara di setiap jenjang dengan membawa data pembanding para saksi di masing-masing tempat pemilihan suara.
Bima juga menyatakan, hingga Senin sore belum mendapat penjelasan pasti alasan penundaan rapat pleno penghitungan suara di tingkat kelurahan. Tipisnya selisih suara berdasarkan hasil hitung cepat, kata Bima, tidak kuat menjadi alasan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bogor untuk menunda pleno dengan dalih jajaran PPS perlu lebih siap lagi.
Hasil perhitungan cepat (quick count) menempatkan pasangan nomor urut 2 Bima Arya-Usmar Hariman unggul dalam pilkada Kota Bogor, Jawa Barat.
Berdasarkan hasil akhir yang dirilis Charta Politika Indonesia dengan suara yang masuk 100%, Bima-Usmar yang diusung PAN, Demokrat, PKB, Gerindra, dan PBB mendulang sebanyak 35% suara. Saingan mereka, pasangan nomor 3 yaitu Achmad Ru'yat-Aim Halim Permana yang diusung PKS, PPP, dan Hanura sebanyak 33,1% suara.
Di posisi ketiga, pasangan nomor urut 4 Dody Rosadi-Untung Maryono dari PDIP, Golkar dan PKPI sebanyak 15,7% suara. Selebihnya, dua pasangan independen, yakni Syaiful Anwar-Muztahidin meraih 10,1% suara dan Firman Halim-Gartono 6,2% suara.
(ahy/spt)